Kamis, 10-05-2007
AMIN ANCAM PECAT TOKOH GOLKAR
AMIN ANCAM PECAT TOKOH GOLKAR
Jika Tak Mendukung Paket Golkar Amin-Mansyur; Pleno Golkar Tetapkan Amin-Mansyur Hari Minggu; Agung Laksono: Tidak Ada Alasan Menolak Paket Syahrul-Agus
Makassar, Tribun -- Ketua nonaktif Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar Sulsel Amin Syam menegaskan, ia akan memberikan sanksi keras bagi pengurus dan kader Golkar yang membelot terhadap keputusan partai terkait pemilihan kepala daerah (pilkada). "Bagi anggota DPRD yang main mata dengan kandidat lain kami akan copot," kata Amin di acara peresmian Kantor Badan Pengurus Daerah (BPD) Pengusaha Ormas Musyawarah Kerja Gotong Royong (MKGR) Sulsel di Jl Lanto Dg Pasewang, Makassar, Rabu (9/5).
Amin menegaskan hal tersebut secara terbuka di depan sekitar 300- an pengurus dan kader organisasi pendiri Golkar ini. Amin tidak membaca teks atau membawa secarik kertas. Sejak awal April lalu, Golkar telah memutuskan mengusung duet Amin Syam-Mansyur Ramly di pilkada. Hari Minggu (13/5), DPD Golkar Sulsel, akan menetapkan duet ini dalam rapat pleno khusus. Amin tidak menyebutkan nama dan level anggota DPRD yang akan diberikan sanksi. Dia juga tidak merinci bentuk pelanggaran tersebut apakah kader Golkar itu menjadi tim sukses atau menjadi pasangan calon kepala daerah, atau sekadar simpatisan. Kader Golkar di DPRD Sulsel berjumlah 33 orang. Sedangkan di 23 DPRD kabupaten/kota di Sulsel, kader Golkar sekitar 260-an. Secara kelembagaan, bersama pengurus harian partai mereka ini menjadi motor penggerak kampanye pasangan calon kepala daerah yang diusung partainya. Jika ada kader Golkar yang tidak mendukung akan dicoret namanya dari partai. Apabila ada kader Golkar yang bermain mata dengan kandidat lain maka diberikan peringatan, jika tak diindahkan, maka namanya dicoret saja. "Ini politik, tidak boleh main-main. Tidak boleh macam-macam, makanya harus hitam-putih," kata Amin yang juga incumbent Gubernur Sulsel ini dalam suara agak tinggi. Penegasan serupa juga sudah dikemukakan Amin dalam acara MKGR di Jeneponto, dua pekan lalu. Saat Amin menyampaikan itu, Sekretaris DPD Golkar Sulsel Agus Arifin Nu'mang dan sejumlah lagi-gencar-gencarnya melakukan manuver untuk bergabung dengan Syahrul Yasin Lipmo, calon gubernur usungan PAN, PDK, dan PDIP. Hadir dalam acara yang dimulai sekitar pukul 14.00 wita antara lain politisi Golkar Marzuki Wadeng, Ambas Syam, PJs Ketua DPD Golkar Sulsel sekaligfus Ketua Bappilu Golkar Moh Roem, Ketua Gema MKGR Annas GS, Sekretaris Tim Kekerabatan Saggaf Saleh, dan sejumlah pengusaha. Pengusaha yang tampak di situ, selain Ketua Ormas Pengusaha MKGR Zulkarnaen Latif, sekretaris Danny Pomanto, Alim Bahri, Usman Marham, dan sejumlah pengusaha lainnya turut hadir. Reaksi Sejauh ini, Sekretaris DPD Golkar Sulsel Agus Arifin Nu'mang adalah satu dari sekian elite DPD Golkar yang secara terbuka menyatakan akan menjadi salah satu calon wakil gubernur, mendampingi Syahrul Yasin Limpo. Koalisi tiga partai pengusung Syahrul, PAN, PDK, dan PDIP, juga sudah memberikan sinyal untuk mengakomodir Agus sebagai salah satu calon kuat pendamping Syahrul. Agus yang coba dikonfirmasi soal ancaman sanksi Amin Syam ini tidak memberikan jawaban. Informasi yang diperoleh Tribun, Agus kini tengah berada di Jakarta untuk sebuah acara. Ketua DPW PAN Ashabul Kahfi bersama tujuh elite DPW PAN Sulsel, tadi malam, menemui Ketua Umum DPP PAN Soetrisno Bachir. "Kita akan coba mempertemukan Pak Syahrul dan Agus di depan Pak Soetrisno," kata Kahfi melalui telepon tadi malam. Mesin Partai Bagi kader Golkar yang di legislator, Amin mengisyaratkan, bentuk sanksi tersebut berupa pencabutan status keanggotaan di DPRD. Sedangkan pengurus dan kader lainnya yang membelot akan diberikan sanksi sesuai tingkat pelanggarannya. Pemberian sanksi itu, jelas Amin, merupakan konsekuensi dari putusan partai dan upaya menggerakkan mesin partai di pilkada nanti. Tim kerabat Amin, Marzuki Wadeng yang juga anggota DPRD Sulsel, mengatakan, sedianya mesin partai Golkar sudah dinyalakan dan mulai bergerak hingga ke kabupaten dan pelosok desa. Hanya saja, diakuinya, karena kendala birokrasi dan sistem administrasi partai yang masih menunggu penetapan resmi dari DPD Golkar, maka mesin partai itu cenderung terlihat belum bergerak. Politisi Golkar di DPRD Sulsel lainnya, Madjid Tahir, yang merupakan tim kerabat Amin-Mansyur, mengatakan, khusus soal pemberian sanksi ini, diagendakan dibicarakan dalam pleno khusus penetapan Amin-Mansyur. "Dalam undangan pleno tanggal 13 (Mei) nanti, ada catatan membahas sanksi partai," kata Madjid. Legislator Golkar Sulsel Chaidir Arief Karaeng Sijaya yang terlihat selalu menyertai kunjungan kandidat gubernur dari PAN-PDK- PDIP Syahrul Yasin Limpo ke daerah bersama dengan Sekretaris Golkar Sulsel Agus Arifin Nu'mang menilai wajar jika Amin mengingatkan kader Golkar. "Saya pikir ungkapan seperti itu wajar saja muncul dari seorang ketua partai sekaligus kandidat yang ingin bersaing di pilkada. Saya pikir sebagai kader dan bawahan saya tak perlu menanggapinya secara berlebihan," kata Chaidir. Sebelum Amin resmi berpasangan dengan Mansyur, Chaidir termasuk politisi Golkar yang menyatakan penolakannya terhadap Mansyur. Ia berkali-kali menggelar konferensi pers dan menyuarakan aspirasinya meminta Agus dan Ketua Bappilu Golkar Sulsel Moh Roem yang mendampingi Amin. Politisi kelahiran Jeneponto ini juga berkali-kali mengingatkan Amin tentang isi Perjanjian di Bojo, Barru, tentang komitmen Amin berpasangan dengan kader internal Golkar di pilkada. Sedangkan Pjs Ketua Golkar Kabupaten Soppeng, Kaswadi Razak, menyatakan persetujuannya atas komentar Amin. Sebelum Mansyur ditetapkan sebagai calon wagub, ketua DPRD Soppeng juga menjagokan Agus mendampingi Amin. Mereka Hadir Di hadapan ratusan kader pengusaha ormas MKGR dan binaannya, Amin juga mengingatkan agar mendukung keputusan Partai Golkar. Jika ada kader MKGR yang tidak mendukung, juga akan dicoret. Dulu, kata Amin, tidak ada masalah jika ada kader yang mendukung kandidat lain apalagi bermain mata. Pasalnya, Golkar belum memiliki calon. "Tapi sekarang Golkar sudah punya calon, jadi kader tidak boleh main-main," tegas Amin tanpa menyebut kader Golkar yang dimaksud. Masih dalam sambutan lepasnya, Amin yang mengenakan batik berwarna gelap dipadu celana berwarna biru tua, meminta kader MKGR harus berjuang memenangkan perhelatan politik yang digelar 5 November nanti. Olehnya, kader pengusaha ormas MKGR diharapkan dapat merebut simpati masyarakat melalui usaha binaannya. "Bagi kader muda menggunakan bahasa anak muda, yang perempuan menggunakan bahasa perempuan, dan bagi pengusaha gunakan bahasa pengusaha," kata Amin lagi. Masih di atas podium, Amin mengucapkan terima kasih kepada kelompok pengusaha MKGR yang telah menyatakan sikap mendukung duet Amin-Mansyur (Asmara). Di tempat sama, Amin yang juga ketua DPD Ormas MKGR Sulsel ini menuai dukungan dari kelompok usaha binaan MKGR yang dibacakan aktivis MKGR Risman Pasigai. Dalam pernyataan sikapnya, Risman menyatakan, kelompok pengusaha binaan MKGR mendukung dan siap memenangkan duet Asmara karena yakin duet ini dapat lebih memajukan Sulsel. Yel-yel hidup Amin pun menggema dari ratusan hadirin yang terdiri dari kepompok usaha MKGR. "Hidup Amin, hidup Amin, maju terus," kata hadirin disertai tepuk tangan. Kelompok usaha binaan MKGR terdiri dari kelompok usaha warung kopi, bengkel, ojek, pengusaha handphone, jasa konstruksi, usaha mandiri, kelistrikan, travel, percetakan, dan usaha tiga roda. Pada kesempatan sama, Amin menyematkan rompi berwarna kuning bertuliskan pengusaha ormas MKGR kepada kelompok binaan yang hadir. Amin dan Apiaty Kamaluddin hadir menggunakan mobil bus didampingi sejumlah politisi dan tim kekerabatan. Agung Laksono Sekitar pukul 23.45 wita tadi malam, Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Agung Laksono bertemu Syahrul dan sejumlah tim pemenangannya di Rumah Makan (RM) Bahari, Jl Josep Latumahina, Makassar. Menurut Agung, tak ada alasan menolak izin Agus jika diajukan secara prosedural ke Golkar. Untuk mendampingi Syahrul, lanjut Agung, Agus hanya butuh izin dari DPD I Partai Golkar Sulsel. "Saya belum menerima laporan secara resmi. Kalau ada tentu kita akan pelajari. Tapi pada prinsipnya tidak ada alasan menolak," kata Agung yang transit Makassar untuk melanjutkan perjalanan ke Sulbar mengikuti pelantikan Dewan Pimpinan Kolektif Kosgoro 1957 di Mamuju, Sulawesi Barat, Kamis (10/5) hari ini. Agung adalah Ketua Umum DPK Kosgoro 1957. Sedangkan Syahrul adalah Ketua DPK Kosgoro 1957 Sulsel. Kosgoro adalah satu dari tiga organisasi pendiri Golkar, selain MKGR, dan Soksi. Amin Syam, bakal pesaing Syahrul di pilkada adalah Ketua MKGR Sulsel. Menyangkut pernyataan Amin bahwa kader yang membelot akan dicoret dari Golkar, Agung tak bersedia mengomentari. Saat ditanya tentang pernyataan Amin tersebut, Agung lama tertegun dan tampak berpikir keras. "Ah, mudah-mudahan tak ada yang mbalelo," ujarnya. Rombongan Agung tiba di RM Bahari pukul 23.00. Agung berada di mobil Alphard DD 271 MB milik Syahrul. Dikawal satu unit aparat keamanan. Rombongan lain di Bus bernomor polisi DD 7070 KA dan Bus Toddopuli DD 7299. Agung didampingi Wakil Ketua DPP Golkar Andi Syamsul Bachri, tim pemenangan Syahrul Irman YL dan Tau Toto Tranggina. Sejumlah ibu berseragam Kosgoro mengenakan pin bergambar Syahrul di baju. Agung meninggalkan RM Bahari pukul 00.12 wita. (cr1/opi/bie/rex)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar