Selasa, 30-12-2008
Kalla: Segera Pilih Pengganti Amin
Sikapi Pengunduran Diri Amin Syam sebagai Ketua Golkar; Kalla Bacakan Surat Pengunduran Diri Amin di Hadapan Jajaran Golkar Se-Sulsel di Bandara Sultan Hasanuddin; Amin Tidak Hadir; 15 DPD II Setuju Musda Dipercepat; Gowa dan Parepare Lebih Senang Dipimpin Caretaker
Makassar, Tribun - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar yang meminta Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Golkar Sulsel segera menggelar musyawarah daerah (musda) dipercepat untuk memilih figur pengganti Amin Syam yang resmi mundur dari kursi Ketua Golkar Sulsel.
Kalla menyampaikan hal itu di depan jajaran pengurus DPD I Golkar Sulsel dan DPD II Golkar se-Sulsel di VIP Room Bandara Sultan Hasanuddin, Senin (29/12). Kalla juga membacakan surat Amin yang dibuat di atas dua lembar kertas. Pertemuan dipimpin Ketua Harian Golkar Sulsel Moh Roem yang kemudian meminta Kalla untuk memberikan pengarahan sekitar 30 menit kepada jajaran pengurus dan calon anggota legislatif (caleg) Golkar. Amin tidak hadir dalam pertemuan ini.
Amin resmi mundur mulai 1 Januari 2009. Mantan Gubernur Sulsel ini mengaku mundur atas dasar keikhlasan dan ingin beristirahat setelah memimpin Golkar selama 15 tahun empat bulan. Tadi malam, pengurus DPD I Golkar Sulsel menggelar rapat di sekretariat DPD I Golkar Sulsel, Jl Amanagappa, Makassar. Roem kembali memimpin rapat yang membahas permintaan Kalla terkait dengan kekosongan kursi. Rapat memutuskan meminta DPP Golkar menunjuk caretaker dan penentuan jadwal musda DPD I Golkar Sulsel. Suasana rapat berlangsung santai dan berlangsung tidak lebih dari satu jam. Di Bandara Kalla mengundang seluruh ketua, sekretaris dan dewan penasihat Partai Golkar kabupaten/kota se-Sulsel untuk membahas surat pengunduran diri Amin tersebut. Mengenakkan batik berwarna cerah, Kalla membacakan surat resmi pengunduran diri Amin sebanyak dua lembar. Dengan surat itu, Kalla memerintahkan DPD I Golkar Sulsel segera melaksana musda. "Namanya musda dipercepat, bukan musda luar biasa.Karena musdalub itu digelar kalau ada masalah. Ini musda normal, namun hanya waktunya saja yang dipercepat," kata Kalla di depan pengurus Golkar.
Menurut Kalla, musda harus pekan ini karena menghindari kevakuman kepemimpinan di tubuh Golkar Sulsel. Apalagi, menjelang Pemilu 2009. "Saya harapkan, dalam satu pekan ini harus ada ketua. Sebab musda dipercepat itu tidak perlu membahas agenda lain kecuali memilih ketua. Kalau perlu ketuanya saja yang diganti, tidak perlu merombak pengurus," tambah Kalla saat transit dalam perjalanan ke Papua. Usai pertemuan, Kalla yang menggunakan pesawat kepresidenan langsung menuju Papua untuk melakukan kunjungan kerja. Wakil Presiden RI ini didampingi Menteri Hukum dan HAM Andi Mattalatta, Menteri Lingkungan Hidup Wimar Witoelar, serta dua elite DPP Golkar Theo L Sambuaga dan Yorris Raewai. Para elite Golkar pun satu per atu membubarkan diri. Sebagian masih ngobrol-ngobrol santai, termasuk Ketua DPD II Golkar Makassar Ilham Arief Sirajuddin. Ditanya kesiapannya menggantikan Amin, Ilham terdiam sejenak. "Jika Golkar memberikan saya amanah untuk memimpin, pada prinsipnya saya siap. Saya ini kader, saya tidak akan menolak jika diberi amanah," katanya.
Sejumlah DPD II Partai Golkar menyatakan siap menjalankan instruksi Kalla. Sekretaris DPD II Partai Golkar Bulukumba Hamzah Pangki dan Risman Pasigai menyambut musda dipercepat itu. "Pemilu sisa 100 hari lagi. Kita membutuhkan ketua yang definitif untuk menjalankan roda organisasi," kata Risman usai pertemuan. DPP Pengurus DPP Partai Golkar mengambil alih sementara kepengurusan DPD I Partai Golkar Sulsel hingga ada kesepakatan soal jadwal musda partai berlambang beringin ini. "Sekarang semua serba darurat. Setelah Pak Amin mundur, maka sesuai AD/ART partai, DPP mengambil alih sementara kendali di DPD I Golkar Sulsel. Kami akan mengirim tim dalam waktu sesingkat-singkatnya untuk memfasilitasi pertemuan antara pengurus DPD I dan DPD II untuk mencari solusi terbaik," kata Wakil Ketua bidang Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK) DPP Golkar, Iskandar Mandji, kemarin. Rapat DPD
Iskandar berjanji tim dari DPP akan mengambil sikap sesuai batas waktu yang diminta Kalla di Bandara Sultan Hasanuddin. "Musda dipercepat tidak akan melewati deadline ketua umum," lanjut Iskandar. "Mekanismenya harus begitu, kekosongan kepemimpinan di DPD I itu tanggung jawab DPP sebab harus diambil alih oleh organisasi setingkat di atasnya," kata Roem. Dalam waktu dekat, pihaknya secara organisasi menyurati DPP Golkar secara resmi agar segera menunjuk pelaksana tugas untuk mengisi kekosongan kepemimpinan. Pelaksana tugas akan menjalankan roda organisasi hingga ada ketua yang definitif. "Kita tunggu petunjuk DPP. Siapa yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas, DPP pasti tahu kader yang layak," kata Roem. Ditanya jadwal musda, mantan Bupati Sinjai ini mengaku akan menyerahkan sepenuhnya kepada DPP Golkar. "Tergantung DPP, apakah mau menggelar musda secepatnya, sebelum pemilu atau setelahnya, kita tunggu saja keputusannya. Kita siap melaksanakan kapan pun," katanya. Terkait permintaan Kalla agar menggelar musda pekan ini, Roem mengaku itu hanya pernyataan spontanitas sebab pertemuan itu bukan forum membicarakan musda, namun hanya temu konsultasi. Rapat pengurus ini dihadiri 17 dari 25 pengurus harian Golkar. Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu'mang juga hadir rapat. Rapat berlangsung sekitar 90 menit sejak pukul 20.00 wita. Delapan pengurus yang tidak hadir dengan alasan tidak berada di Makassar. Mereka yang absen adalah Ajeip Padindang, Erwin Aksa, Ichsan Yasin Limpo, Hamka Yandhu, dan Saldy Mansyur. Usai rapat, peserta rapat sepakat menunjuk Roem sebagai nara sumber. "Yang boleh bicara hanya Pak Roem," kata Agus.
Tetap Tenang
Dalam kapasitas Wakil Ketua Bidang Kerohanian DPD Golkar Sulsel,Agus mengimbau kader Golkar tetap tenang menghadapi situasi seperti ini. "Kader harus tenang, tidak perlu panik. Apalagi menghadapi momen penting seperti pemilu," kata Wakil Gubernur Sulsel ini. Untuk memaksimalkan potensi suara partai berlambang beringin ini, Agus menyarankan seluruh delapan wakil ketua bidang bertanggung jawab terhadap daerah tertentu. "Misalnya ketua bidang kerohanian bertanggung jawab pemenangan di zona A, bidang hukum di zona B," lanjut mantan Sekretaris Golkar Sulsel ini. Sambil menunggu hujan berhenti, perbincangan elite beringin ini usai rapat lebih banyak membahas perkembangan para caleg Golkar di daerah.
Tanggapan DPD II
Pengurus DPD II Partai Golkar kabupaten/kota se Sulsel menanggapi beragam instruksi Kalla agar menggelar pemilihan ketua dalam waktu satu minggu. Ketua DPD II Golkar Sinjai Massalinri Latief dan Pjs Ketua Golkar Soppeng Kaswadi Razak terang-terangan mendesak DPD I membentuk kepanitiaan untuk menyelenggarakan musda. "Instruksi ketua umum jelas, musda dipercepat dalam waktu satu minggu. Seandainya tidak sepakat, bisa diajukan di dalam forum tadi supaya semua pengurus DPD II mendengar alasannya," kata Kaswadi. Ketua DPRD Soppeng ini menyebut kriteria pemimpin Golkar pascapengunduran diri Amin adalah enerjik dan memiliki waktu mengurus partai. Sementara menurut Massalinri, pernyataan Kalla menunjukkan betapa pentingnya arti pemimpin definitif bagi Golkar menghadapi hajatan pemilu. "Secara pribadi, saya setuju musda dipercepat seperti usulan ketua umum. Tinggal bagaimana DPD I menjalankan usulan ketua umum," kata Wabup Sinjai ini. Berbeda dengan Massalinri dan Kaswadi, Ketua DPD II Golkar Gowa, Tenriolle Yasin Limpo dan Ketua DPD II Parepare Zain Katoe, meminta DPD I mempertimbangkan instruksi Kalla. "Saat ini, yang paling penting adalah konsolidasi internal partai menghadapi Pemilu 2009. Toh ketua harian atau pun caretaker bisa memimpin konsolidasi partai," kata Tenri. Sementara Zain menilai musda dipercepat seperti instruksi Kalla akan menimbulkan perpecahan di internal Golkar menghadapi pemilu. "Tidak ada salahnya ditunda dulu pemilihan ketua hingga usai pemilu," ujar Wali Kota Parepare ini
Desak Musdalub
Wakil Ketua Dewan Penasihat (Wanhat) DPD I Golkar Sulsel, Opu Sidik, berharap pengurus DPD I menyikapi instruksi Kalla untuk menggelar musda dipercepat untuk memilih ketua DPD I yang baru. "Pengunduran diri Pak Amin menjadi momen yang tepat untuk konsolidasi dan regenerasi partai. Saatnya musda dipercepat, apalagi yang harus ditunggu dan untuk apa menunda," kata Opu. Opu termasuk tokoh senior Golkar yang gencar menyuarakan wacana Musdalub DPD I Golkar setelah Amin Syam kalah di Pilkada Sulsel, 2007 lalu. "Diibaratkan kendaraan, mesin tua saatnya turun, apalagi Golkar saat ini sudah mendaki menuju kemenangan," lanjutnya. Mantan Bupati Sidrap ini berharap saatnya generasi muda Golkar tampil sebagai pemimpin. Golkar membutuhkan figur muda dan energik agar partai beringin ini tetap yang terbaik di Sulsel. "Mempertahankan kemenangan saja sulit, apalagi mau menang. Saatnya Golkar konsolidasi internal. Jangan lagi ditunda-tunda," ujar Ketua Organda Sulsel ini.
Terpisah, Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Sulsel, Kadir Halid, menyatakan siap mengawal instuksi Kalla agar Musda Dipercepat dilaksanakan DPD I. "Pokoknya, instruksi ketua umum tidak bisa ditawar lagi. AMPG akan mengawal dan mendesak DPD I menggelar musda dalam tempo satu minggu," kata Kadir kemarin sore. Saat wacana musdalub menggelinding Mei 2008, AMPG di bawah kendali Kadir tampil membela Amin. Adik kandung Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid, ini menilai Amin tidak melakukan pelanggaran dan masih mengurus partai. Golkar adalah partai "penguasa" di Sulsel dan menjadi pemenang pemilu sejak era Orda Baru hingga era reformasi. Sulsel menjadi lumbung suara Golkar secara nasional. Saat ini, Golkar menguasai 33 kursi dari 75 kursi di DPRD Sulsel atau sekitar 44 persen kursi. Partai ini juga masih mayoritas di semua DPRD kabupaten/kota di Sulsel.
Makassar, Tribun - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar yang meminta Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Golkar Sulsel segera menggelar musyawarah daerah (musda) dipercepat untuk memilih figur pengganti Amin Syam yang resmi mundur dari kursi Ketua Golkar Sulsel.
Kalla menyampaikan hal itu di depan jajaran pengurus DPD I Golkar Sulsel dan DPD II Golkar se-Sulsel di VIP Room Bandara Sultan Hasanuddin, Senin (29/12). Kalla juga membacakan surat Amin yang dibuat di atas dua lembar kertas. Pertemuan dipimpin Ketua Harian Golkar Sulsel Moh Roem yang kemudian meminta Kalla untuk memberikan pengarahan sekitar 30 menit kepada jajaran pengurus dan calon anggota legislatif (caleg) Golkar. Amin tidak hadir dalam pertemuan ini.
Amin resmi mundur mulai 1 Januari 2009. Mantan Gubernur Sulsel ini mengaku mundur atas dasar keikhlasan dan ingin beristirahat setelah memimpin Golkar selama 15 tahun empat bulan. Tadi malam, pengurus DPD I Golkar Sulsel menggelar rapat di sekretariat DPD I Golkar Sulsel, Jl Amanagappa, Makassar. Roem kembali memimpin rapat yang membahas permintaan Kalla terkait dengan kekosongan kursi. Rapat memutuskan meminta DPP Golkar menunjuk caretaker dan penentuan jadwal musda DPD I Golkar Sulsel. Suasana rapat berlangsung santai dan berlangsung tidak lebih dari satu jam. Di Bandara Kalla mengundang seluruh ketua, sekretaris dan dewan penasihat Partai Golkar kabupaten/kota se-Sulsel untuk membahas surat pengunduran diri Amin tersebut. Mengenakkan batik berwarna cerah, Kalla membacakan surat resmi pengunduran diri Amin sebanyak dua lembar. Dengan surat itu, Kalla memerintahkan DPD I Golkar Sulsel segera melaksana musda. "Namanya musda dipercepat, bukan musda luar biasa.Karena musdalub itu digelar kalau ada masalah. Ini musda normal, namun hanya waktunya saja yang dipercepat," kata Kalla di depan pengurus Golkar.
Menurut Kalla, musda harus pekan ini karena menghindari kevakuman kepemimpinan di tubuh Golkar Sulsel. Apalagi, menjelang Pemilu 2009. "Saya harapkan, dalam satu pekan ini harus ada ketua. Sebab musda dipercepat itu tidak perlu membahas agenda lain kecuali memilih ketua. Kalau perlu ketuanya saja yang diganti, tidak perlu merombak pengurus," tambah Kalla saat transit dalam perjalanan ke Papua. Usai pertemuan, Kalla yang menggunakan pesawat kepresidenan langsung menuju Papua untuk melakukan kunjungan kerja. Wakil Presiden RI ini didampingi Menteri Hukum dan HAM Andi Mattalatta, Menteri Lingkungan Hidup Wimar Witoelar, serta dua elite DPP Golkar Theo L Sambuaga dan Yorris Raewai. Para elite Golkar pun satu per atu membubarkan diri. Sebagian masih ngobrol-ngobrol santai, termasuk Ketua DPD II Golkar Makassar Ilham Arief Sirajuddin. Ditanya kesiapannya menggantikan Amin, Ilham terdiam sejenak. "Jika Golkar memberikan saya amanah untuk memimpin, pada prinsipnya saya siap. Saya ini kader, saya tidak akan menolak jika diberi amanah," katanya.
Sejumlah DPD II Partai Golkar menyatakan siap menjalankan instruksi Kalla. Sekretaris DPD II Partai Golkar Bulukumba Hamzah Pangki dan Risman Pasigai menyambut musda dipercepat itu. "Pemilu sisa 100 hari lagi. Kita membutuhkan ketua yang definitif untuk menjalankan roda organisasi," kata Risman usai pertemuan. DPP Pengurus DPP Partai Golkar mengambil alih sementara kepengurusan DPD I Partai Golkar Sulsel hingga ada kesepakatan soal jadwal musda partai berlambang beringin ini. "Sekarang semua serba darurat. Setelah Pak Amin mundur, maka sesuai AD/ART partai, DPP mengambil alih sementara kendali di DPD I Golkar Sulsel. Kami akan mengirim tim dalam waktu sesingkat-singkatnya untuk memfasilitasi pertemuan antara pengurus DPD I dan DPD II untuk mencari solusi terbaik," kata Wakil Ketua bidang Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK) DPP Golkar, Iskandar Mandji, kemarin. Rapat DPD
Iskandar berjanji tim dari DPP akan mengambil sikap sesuai batas waktu yang diminta Kalla di Bandara Sultan Hasanuddin. "Musda dipercepat tidak akan melewati deadline ketua umum," lanjut Iskandar. "Mekanismenya harus begitu, kekosongan kepemimpinan di DPD I itu tanggung jawab DPP sebab harus diambil alih oleh organisasi setingkat di atasnya," kata Roem. Dalam waktu dekat, pihaknya secara organisasi menyurati DPP Golkar secara resmi agar segera menunjuk pelaksana tugas untuk mengisi kekosongan kepemimpinan. Pelaksana tugas akan menjalankan roda organisasi hingga ada ketua yang definitif. "Kita tunggu petunjuk DPP. Siapa yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas, DPP pasti tahu kader yang layak," kata Roem. Ditanya jadwal musda, mantan Bupati Sinjai ini mengaku akan menyerahkan sepenuhnya kepada DPP Golkar. "Tergantung DPP, apakah mau menggelar musda secepatnya, sebelum pemilu atau setelahnya, kita tunggu saja keputusannya. Kita siap melaksanakan kapan pun," katanya. Terkait permintaan Kalla agar menggelar musda pekan ini, Roem mengaku itu hanya pernyataan spontanitas sebab pertemuan itu bukan forum membicarakan musda, namun hanya temu konsultasi. Rapat pengurus ini dihadiri 17 dari 25 pengurus harian Golkar. Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu'mang juga hadir rapat. Rapat berlangsung sekitar 90 menit sejak pukul 20.00 wita. Delapan pengurus yang tidak hadir dengan alasan tidak berada di Makassar. Mereka yang absen adalah Ajeip Padindang, Erwin Aksa, Ichsan Yasin Limpo, Hamka Yandhu, dan Saldy Mansyur. Usai rapat, peserta rapat sepakat menunjuk Roem sebagai nara sumber. "Yang boleh bicara hanya Pak Roem," kata Agus.
Tetap Tenang
Dalam kapasitas Wakil Ketua Bidang Kerohanian DPD Golkar Sulsel,Agus mengimbau kader Golkar tetap tenang menghadapi situasi seperti ini. "Kader harus tenang, tidak perlu panik. Apalagi menghadapi momen penting seperti pemilu," kata Wakil Gubernur Sulsel ini. Untuk memaksimalkan potensi suara partai berlambang beringin ini, Agus menyarankan seluruh delapan wakil ketua bidang bertanggung jawab terhadap daerah tertentu. "Misalnya ketua bidang kerohanian bertanggung jawab pemenangan di zona A, bidang hukum di zona B," lanjut mantan Sekretaris Golkar Sulsel ini. Sambil menunggu hujan berhenti, perbincangan elite beringin ini usai rapat lebih banyak membahas perkembangan para caleg Golkar di daerah.
Tanggapan DPD II
Pengurus DPD II Partai Golkar kabupaten/kota se Sulsel menanggapi beragam instruksi Kalla agar menggelar pemilihan ketua dalam waktu satu minggu. Ketua DPD II Golkar Sinjai Massalinri Latief dan Pjs Ketua Golkar Soppeng Kaswadi Razak terang-terangan mendesak DPD I membentuk kepanitiaan untuk menyelenggarakan musda. "Instruksi ketua umum jelas, musda dipercepat dalam waktu satu minggu. Seandainya tidak sepakat, bisa diajukan di dalam forum tadi supaya semua pengurus DPD II mendengar alasannya," kata Kaswadi. Ketua DPRD Soppeng ini menyebut kriteria pemimpin Golkar pascapengunduran diri Amin adalah enerjik dan memiliki waktu mengurus partai. Sementara menurut Massalinri, pernyataan Kalla menunjukkan betapa pentingnya arti pemimpin definitif bagi Golkar menghadapi hajatan pemilu. "Secara pribadi, saya setuju musda dipercepat seperti usulan ketua umum. Tinggal bagaimana DPD I menjalankan usulan ketua umum," kata Wabup Sinjai ini. Berbeda dengan Massalinri dan Kaswadi, Ketua DPD II Golkar Gowa, Tenriolle Yasin Limpo dan Ketua DPD II Parepare Zain Katoe, meminta DPD I mempertimbangkan instruksi Kalla. "Saat ini, yang paling penting adalah konsolidasi internal partai menghadapi Pemilu 2009. Toh ketua harian atau pun caretaker bisa memimpin konsolidasi partai," kata Tenri. Sementara Zain menilai musda dipercepat seperti instruksi Kalla akan menimbulkan perpecahan di internal Golkar menghadapi pemilu. "Tidak ada salahnya ditunda dulu pemilihan ketua hingga usai pemilu," ujar Wali Kota Parepare ini
Desak Musdalub
Wakil Ketua Dewan Penasihat (Wanhat) DPD I Golkar Sulsel, Opu Sidik, berharap pengurus DPD I menyikapi instruksi Kalla untuk menggelar musda dipercepat untuk memilih ketua DPD I yang baru. "Pengunduran diri Pak Amin menjadi momen yang tepat untuk konsolidasi dan regenerasi partai. Saatnya musda dipercepat, apalagi yang harus ditunggu dan untuk apa menunda," kata Opu. Opu termasuk tokoh senior Golkar yang gencar menyuarakan wacana Musdalub DPD I Golkar setelah Amin Syam kalah di Pilkada Sulsel, 2007 lalu. "Diibaratkan kendaraan, mesin tua saatnya turun, apalagi Golkar saat ini sudah mendaki menuju kemenangan," lanjutnya. Mantan Bupati Sidrap ini berharap saatnya generasi muda Golkar tampil sebagai pemimpin. Golkar membutuhkan figur muda dan energik agar partai beringin ini tetap yang terbaik di Sulsel. "Mempertahankan kemenangan saja sulit, apalagi mau menang. Saatnya Golkar konsolidasi internal. Jangan lagi ditunda-tunda," ujar Ketua Organda Sulsel ini.
Terpisah, Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Sulsel, Kadir Halid, menyatakan siap mengawal instuksi Kalla agar Musda Dipercepat dilaksanakan DPD I. "Pokoknya, instruksi ketua umum tidak bisa ditawar lagi. AMPG akan mengawal dan mendesak DPD I menggelar musda dalam tempo satu minggu," kata Kadir kemarin sore. Saat wacana musdalub menggelinding Mei 2008, AMPG di bawah kendali Kadir tampil membela Amin. Adik kandung Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid, ini menilai Amin tidak melakukan pelanggaran dan masih mengurus partai. Golkar adalah partai "penguasa" di Sulsel dan menjadi pemenang pemilu sejak era Orda Baru hingga era reformasi. Sulsel menjadi lumbung suara Golkar secara nasional. Saat ini, Golkar menguasai 33 kursi dari 75 kursi di DPRD Sulsel atau sekitar 44 persen kursi. Partai ini juga masih mayoritas di semua DPRD kabupaten/kota di Sulsel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar